
Thunderbolts* telah tayang secara resmi di bioskop seluruh Indonesia pada Rabu (30/4). Film ini menjadi proyek layar lebar kedua Marvel Cinematic Universe (MCU) tahun ini. Apakah film ini layak tonton?
Thunderbolts* menjanjikan tontonan segar dengan menampilkan enam orang yang sama-sama keras kepala. Keenam orang itu, Yelena Belova (Florence Pugh), John Walker (Wyatt Russell), Ava Starr alias Ghost (Hannah John-Kamen), Antonia Dreykov alias Taskmaster (Olga Kurilenko), Alexei alias Red Guardian (David Harbour), dan Bucky Barnes (Sebastian Stan). Mereka diperkenalkan sebagai villain di awal penampilan mereka di MCU.
Thunderbolts* menyatukan individu-individu tersebut dalam sebuah misi berbahaya. Sifat mereka yang sama-sama arogan, sok pahlawan, dan egois membuat semuanya jadi terlihat mustahil untuk dilakukan. Selain itu, mereka juga susah percaya satu sama lain.
Premis ini mirip dengan apa yang terjadi di awal Guardians of the Galaxy. Jake Schreier berusaha melakukan apa yang dilakukan James Gunn pada 2014. Sedikit berbeda latar belakang, tapi Schreier berhasil membuat Thunderbolts* asyik buat ditonton.
Thunderbolts* menyajikan tontonan yang agak lain dari franchise MCU. Film ini terlihat kacau, tapi juga lebih membumi dan emosional. Selain itu, Thunderbolts* terasa seperti sebuah penebusan untuk Black Widow. Bahkan, film ini lebih mirip Black Widow 2 dengan bintang berbeda ketimbang sebuah cerita tentang pembentukan tim.
Karakter fokus pada Thunderbolts* adalah Yelena Belova. Dia digadang-gadang bakal menggantikan posisi Natasha Romanoff di Avengers sebagai Black Widow. Namun, Yelena memulai langkahnya di MCU sebagai karakter antagonistis di Hawkeye.
Pendekatan terhadap Yelena memang sangat berbeda dengan yang dilakukan MCU kepada Natasha. Sejak bergabung dengan franchise itu pada 2011, Natasha lebih sering duduk di kursi penumpang. Dia jarang mendapatkan sorotan dan bahkan hanya punya satu film solo yang dibuat setelah dia tewas di Avengers: Endgame.
Namun, ini tidak terjadi pada Yelena. Latar Yelena yang berduka atas kematian Natasha membuatnya menjadi karakter yang lebih kuat untuk dijadikan lead di film. Thunderbolts* mewujudkannya dengan menjadikan perjalanan emosional Yelena sebagai salah satu busur yang tidak bisa diremehkan.
Florence Pugh berhasil menampilkan sosok Yelena sebagai individu rapuh, tapi berpura-pura kuat dengan sangat menawan. Orang akan terlena dengan caranya membawakan karakter ini dengan aksen dan bahkan aksi tarungnya. Yelena jelas menjadi sosok yang layak menggantikan Natasha di Avengers berkat akting Florence.
Sementara, debut Lewis Pullman sebagai Robert Reynolds alias Bob alias Void juga mencuri perhatian. Karakter ini diperkenalkan sebagai sosok misterius yang terlihat lemah. Namun, sebenarnya dia adalah manusia super buatan dengan sisi gelap yang berbahaya.
Lewis dengan meyakinkan menampilkan dua sisi ini. Dia bisa terlihat sangat rapuh, kebingungan, tapi kemudian berubah menjadi sangat kuat dan gelap. Kehadiran Void di MCU akan memberikan nuansa lain karena karakter ini bisa melakukan apa yang bisa dilakukan 5 orang pahlawan di franchise tersebut.
Secara umum, Thunderbolts* tidak menjanjikan aksi yang terlalu glamor dengan pertarungan flashy penuh pamer kekuatan. Karakter-karakter yang tampil di film ini lebih membumi. Kekuatan mereka, meski super sekalipun, tidaklah semewah karakter yang pernah tampil sebelumnya.
John Walker, Yelena, Ghost, Red Guardian, bahkan Bucky sekali pun, lebih mengandalkan kekuatan fisik dan keahlian bela diri mereka saat bertarung. Senjata yang dipakai pun terkesan biasa. Namun, inilah yang membuat aksi tarung mereka lebih mengasyikkan.
Di film ini, John Walker tetap menjadi karakter yang menyebalkan. Dia masih egois, arogan, dan mau menang sendiri. Sementara, Ghost jauh lebih fun ketimbang perkenalannya di Ant Man and the Wasp.
Dinamika antara John dan Ghost adalah salah satu yang menarik di sini. John yang omongannya selalu tinggi, sering mendapatkan tanggapan sinis dari Ghost. Keduanya sama-sama tidak saling percaya satu sama lain.
Sementara, Red Guardian menjadi pemecah batu di Thunderbolts*. Karakternya yang kocak dan suka ngomong sembarangan menjadikannya sebagai comic relief di film ini. Tapi, ada juga masa ketika dia menjadi sangat emosional, terutama ketika menyangkut “anaknya”, Yelena.
Pemimpin de facto Thunderbolts, Bucky Barnes, juga punya standar moral yang tidak terlalu kuat. Di film ini, dia adalah anggota baru Kongres. Bucky bertekad memperbaiki keadaan, tapi itu nanti bisa dipertanyakan.
Thunderbolts* menyajikan aksi tarung yang lebih membumi. Baku hantam antar karakternya seru dan dikoreografikan dengan baik. Sementara, pertarungan tim mereka lumayan. Meski, jujur saja, lebih seru melihat mereka saling baku hantam satu sama lain.
Ada sejumlah elemen kejutan di film ini. Kejutan-kejutan ini menjadi plot twist yang menyegarkan dan menarik untuk disimak. Kejutan ini adalah salah satu yang membuat film ini sangat layak untuk disimak sampai adegan pascakredit berakhir.
Salah satu yang tidak terlalu kuat di film ini adalah bagian villain-nya. Thunderbolts* menampilkan villain utama yang jahat, tapi bukan yang sangat jahat. Lebih ke arah penjahat medioker. Aksinya memang tidak terpuji. Namun, karena tidak terlalu dieksplorasi, jatuhnya ya biasa saja.
Seperti yang disinggung di atas, Thunderbolts* lebih mirip film pertama Guardians of the Galaxy. Film ini berusaha membangun sebuah tim yang dipenuhi karakter dengan moral yang dipertanyakan. Mereka adalah sekumpulan manusia individualistis yang tidak terlalu memikirkan orang lain, hanya diri mereka sendiri.
Thunderbolts* membuka lembaran baru bagi MCU. Apa pun yang terjadi di film ini akan punya dampak besar bagi proyek masa depan franchise itu. Adegan pascakredit Thunderbolts* jelas memberikan implikasi besar terhadap apa yang akan terjadi di Avengers: Doomsday.
Thunderbolts* adalah tontonan segar dan asyik dalam dua tahun terakhir di MCU. Film ini memberikan angin segar ke masa depan franchise itu dengan implikasi dampak peristiwa di dalamnya. Kejutan yang ada di Thunderbolts* menjadikan film ini punya nuansa lain dan salah satu yang terbaik di franchise ini.
Thunderbolts*
Tanggal Rilis: 30 April 2025
Durasi: 126 menit
Sutradara: Jake Schreier
Penulis Naskah: Eric Pearson, Joanna Calo
Pemeran: Florence Pugh, Sebastian Stan, Wyatt Russell, Olga Kurylenko, Hannah John-Kamen, Julia Louis Dreyfus, Geraldine Viswanathan, Chris Bauer, Wendell Edward Pierce, dan David Harbour